Film tidak hanya sekadar sesuatu yang ditonton tetapi juga menampung berbagai macam kenangan.
Sudah dari jauh hari, kita telah terbiasa dengan film-film Disney yang mengiringi perjalanan hidup kita dari kanak-kanak sampai dewasa saat ini.
Untuk sebagian besar orang, kartun-kartun Disney merupakan bagian tak terpisahkan dari kenangan masa kecil mereka.
Belakangan ini, Disney telah membawa kembali tayangan yang memukau itu dengan merombak sejumlah film animasinya menjadi versi live-action.
adaptasi versi hidup dari Disney menghidupkan kembali kenangan manis serta emosi yang berhubungan dengan film-film animasinya yang telah menjadi ikon.
Berikut adalah beberapa film live-action terkenal milik Disney yang berdasarkan versi animasinya:
1. Snow White

Snow White adalah versi live-action dari film kartun klasik Disney pada tahun 1937 berjudul "Snow White and the Seven Dwarfs". Ceritanya diambil dari cerita rakyat "Snow White" karangan Brothers Grimm.
Film garapan Marc Webb ini direncanakan tayang di bioskop mulai 21 Maret 2025.
Film ini telah menciptakan sejumlah polemik, terkait dengan penentuan para aktor serta representasi tokoh yang ada; oleh karena itu, Disney berencana untuk memperketat aturan tayangan perdananya.
Walaupun terdapat berbagai perdebatan, sejumlah besar penonton tidak sabar ingin menyaksikan cara Disney membangkitkan kembali cerita legendaris tersebut dengan gaya kontemporer.
Versi live-action Snow White ini masih akan menggambarkan cerita klasik tentang hidup seorang putri yang menawan yang terpaksa melarikan diri dari ibunya tiri yang jahat.
Kisah dalam film ini akan menggambarkan persahabatan antara Snow White dan ketujuh kurcacinya, yang nantinya bersatu untuk memperlawan Ratu Jahanam.
Berbeda sedikit dengan versi anime sebelumnya, Snow White pada film kali ini akan diperlihatkan sebagai wanita yang kuat dan berkarakter tegas.
2. The Little Mermaid

Film "The Little Mermaid" (2023) merupakan versi live-action yang dibuat berdasarkan film animasi Disney pada tahun 1989 dengan nama yang sama.
Film ini disutradarai oleh Rob Marshall dengan naskah yang ditulis oleh David Magee.
"Mulan" berdasarkan pada cerita legenda "Mulan" yang berasal dari Tiongkok serta adaptasi film animasi Disney tahun 1998.
Cerita dalam film ini berfokus pada Ariel, seorang gadis duyung remaja yang memiliki cita-cita untuk mengeksplorasi dunia di atas permukaan lautan.
Setelah menolong Pangeran Eric terlepas dari kecelakaan kapalnya, Ariel berjanji untuk tinggal di darat.
Dia mengadakan kesepakatan dengan penyihir laut Ursula, tukar suara menjadi kaki manusia.
Ariel perlu mendapatkan kasih sayang Pangeran Eric sebelum batas waktu dari kesepakatan tersebut habis.
Film berjenis live action ini diluncurkan pada 26 Mei 2023 di Amerika Serikat dan ditampilkan di Indonesia mulai tanggal 24 Mei 2023.
Peluncuran film "The Little Mermaid" telah menimbulkan beragam respon dari para pemirsa, di mana ada pujian terhadap akting Halle Bailey dan efek visunya, namun juga tak sedikit yang mengkritisi perubahannya pada alur ceritanya dibanding versi kartun klasiknya.
Terpilihnya Halle Bailey sebagai Ariel telah mengantarkan keragaman yang lebih luas ke dalam produksi film-film Disney.
Movie ini mencampurkan lagu-lagu klasik dari film animasinya dengan beberapa lagu terbaru yang diciptakan oleh Alan Menken dan Lin-Manuel Miranda.
3. Keindahan dan Biawak Raksasa

"Beauty and the Beast" merupakan sebuah film musikal romantik fantasti live-action berbahasa Inggris dari Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2017 dan dikendalikan oleh sutradara Bill Condon.
Film ini dihasilkan oleh Walt Disney Pictures dan berdasar pada film animasi Disney tahun 1992 bertajuk sama, yang sebenarnya adalah versi modern dari cerita rakyat Perancis abad ke-18 karangan Jeanne-Marie Leprince de Beaumont.
Movie ini bercerita tentang Belle, seorang perempuan muda pintar dan otonom yang dikurung oleh Beast di kediamannya.
Walaupun merasa takut, Belle akhirnya menjadi teman dengan para karyawan istana yang sangat terkesima dan mulai mengenali sisi baik dari jantung Beast.
Pada saat yang sama, seorang pemburu angkuh berinisial Gaston bersumpah untuk menangkap Belle dan melumpuhkan Beast.
Film ini memanfaatkan teknologi CGI yang canggih untuk memberikan kehidupan pada karakter-karakter serta latar belakang istana.
Karya musikal dalam film ini mencakup lagu-lagu klasik dari versi animasinya, bersama dengan beberapa komposisi terbaru yang diciptakan oleh Alan Menken dan Tim Rice.
"Beauty and the Beast" berhasil di pasaran dan mendapat apresiasi dari kritikus berkat tampilan visuelnya yang mengagumkan, akting para pemainnya, serta lagunya yang menawan.
Film ini meraih sukses besar pada tahun 2017 dan membawa cerita klasik "Beauty and the Beast" kembali ke layar lebar dengan nuansa kontemporer.
"Beauty and the Beast" menyuguhkan penampilan panggung yang tangguh dari seluruh aktornya, terlebih lagi Emma Watson dan Dan Stevens, serta memiliki tontonan visual yang memesona dan efek spesial yang luar biasa.
4. Mulan

"Mulan" merupakan versi ulang dari film kartun Disney pada tahun 1998 dengan nama yang sama.
Film ini rilisan pada tahun 2020 serta dikendalikan oleh sutradara Niki Caro. Beberapa data penting mengenai film tersebut dapat dilihat di bawah ini.
Film ini bercerita tentang Hua Mulan, seorang gadis berani yang menumpang jati diri lelaki guna mengambil alih tempat sang ayah yang sedang sakit dalam wajib militernya di istana.
Mulan bertarung demi menunjukkan kemampuannya bersama tentara laki-laki dan menghadapi serangan musuh dari utara.
Film ini merupakan adaptasi dari mitos Tiongkok mengenai Hua Mulan serta film animasi Disney yang dirilis pada tahun 1998.
Film bergaya hidup ini menekankan lebih pada aspek realistis serta aksinya, di mana adegan perkelahian menjadi semakin sengit.
Beberapa tokoh terkenal dari film animasi, misalnya Mushu sang naga, tidak hadir di sini.
Lagu-lagu yang berasal dari film-film animasi pun tak dipakai dalam produksi ini.
Pada awalnya, film tersebut memang ditujukan untuk penayangan di bioskop, namun seiring dengan dampak dari pandemi COVID-19, film itu pada akhirnya diluncurkan melalui platform streaming Disney+ di berbagai negara.
Seiring dengan periode pemutaran film tersebut, tanggapan yang bervariasi muncul baik dari para kritikus maupun penonton. Sebagian orang memberikan pujian kepada aspek visual serta adegan petualangan dalam film itu, namun sejumlah pengamat justru menyoroti kekurangan terkait kurangnya tokoh-tokoh ikonis serta absennya lagu-lagu yang ada di versi animasinya.
Film ini diproduksi di Tiongkok dan Selandia Baru, dengan pemeran utamanya yaitu Liu Yifei yang mengambil bagian dalam berbagai adegan petualangannya secara langsung.
5. Cinderella

Film live-action Disney "Cinderella" adalah adaptasi dari film animasi klasik Disney tahun 1950 dengan judul yang sama.
Movie ini mengisahkan tentang Ella (Cinderella), seorang perempuan muda yang berhati lembut. Setelah sang ayah meninggal dunia, dia harus tinggal bersama dengan ibu tiri serta kakak-kakak tirinya yang kejam.
Walaupun mendapatperlakukan yang tidak adil, Ella masih mengekalkan sifat baik dalam dirinya.
Hidupnya berubah saat dia menemui Pangeran Ganteng, lalu dengan pertolongan Nyonya peri, dia diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam tarian istana raja.
Film ini tetap mengacu pada unsur-unsur dasar cerita dongeng tradisional namun juga menyisipkan gaya kontemporer.
Di samping itu, film tersebut populer karena memiliki desain pakaian yang memukau serta efek visual luar biasa, khususnya adegan perombakan Cinderella dan kendaraannya dari labu.
Pemain-pemain menampilkan performa yang mengesankan, terutama Cate Blanchett yang memperoleh puji berkat perdananya sebagai sosok stepmother jahat.
Movie ini mengutamakan pesan-pesan tentang kerohanian seperti belas kasihan, keberanian, serta kemampuan untuk membermaafkan.
Film "Cinderella" (2015) sukses menghadirkan cerita legendaris ini kepada generasi baru melalui efek visual yang menakjubkan serta akting gemilang para pemainnya.
6. Aladdin

"Aladdin" (2019) merupakan sebuah film musikal fantastis berbentuk live-action dari Amerika yang dikarahkan oleh Guy Ritchie.
Film ini merupakan adaptasi dari animasi Disney tahun 1992 berjudul serupa, yang mengambil inspirasi dari kisah rakyat "Aladdin dan Lampu Ajaib" dalam buku "Thousand and One Nights". Produksinya dilakukan oleh Walt Disney Pictures bersama-sama dengan Rideback.
"Aladdin" menceritakan kisah Aladdin, seorang pemuda penjaja pinggir jalan yang berhati mulia, yang terpikat oleh Putri Jasmine dari kerajaan Agrabah.
Saat Jafar, sang perwira jahat, merancang untuk mengambil alih kekuasaan, Aladdin menemukan sebuah cahaya sihir dalam botol yang menyimpan Genie yang perkasa.
Menggunakan pertolongan dari Genie, Aladdin mencoba untuk menawan perhatian Jasmine sambil mencegah skema jahat Jafar.
Film tersebut diluncurkan pada tanggal 24 Mei 2019 di Amerika Serikat dan berhasil secara finansial, menghasilkan lebih dari 1 miliar dolar AS di seluruh globe.
Sejak diluncurkannya, film ini mendapat tinjauan beragam dari para kritikus, memuji akting Will Smith sebagai Genie serta efek visualnya, namun juga ada kritikan terhadap sejumlah elemen skenario dan pengarahannya.
Tampilan Will Smith sebagai Genie menarik perhatian utama dalam film ini.
Film ini memiliki tampilan visual yang memesona dan efek spesial yang luar biasa, membawa kehidupan di dunia Agrabah sambil menjaga lagu-lagu terkenal dari versi animasinya serta menyisipkan beberapa lagu baru.
7. Mufasa

Film "Mufasa: The Lion King" merupakan sebuah karya dramatis berbentuk musical yang dikendalikan sutradara Barry Jenkins bersama Jeffrey Nathanson bertanggung jawab atas skenario film ini. Ini menjadi prekuel untuk film pada tahun 2019 "The Lion King", dimana penerimanya diarahkan oleh Jon Favreau.
Film ini bakal membongkar kisah awal hidup Mufasa, mulai dari kehidapannya di masa muda hingga perjalanannya merajai Pride Lands.
Kisah ini akan menggambarkan kehidupan muda Mufasa dan Scar serta perubahan dalam hubungan mereka.
Film ini diproduksi oleh Walt Disney Pictures dengan menerapkan teknik pengambilan gambar serupa seperti pada film "The Lion King" tahun 2019, di mana keduanya menyatukan unsur live-action dan animasi CGI.
"Mufasa: The Lion King" tayang di bioskop mulai 20 Desember 2024.
Movie ini bakal mengisahkan tentang latar belakang sang karakter Disney yang sangat terkenal itu.
Barry Jenkins, terkenal lewat karya-karyanya dalam genre drama yang mendalam, menghadirkan ciri khasnya pada proyek ini dan juga bakal mempersembahkan lagu-lagu baru dari Lin-Manuel Miranda.
8. The Lion King

Film adaptasi layar lebar The Lion King dalam bentuk live-action (2019) termasuk ke dalam genre drama musikal yang dikendalikan sutradara Jon Favreau serta penulis skenario Jeff Nathanson. Film ini dihasilkan oleh perusahaan produksi ternama Walt Disney Pictures sebagai karya ulang dari kartun animasi berciri khas studio tersebut pada tahun 1994 bernama serupa.
Movie ini bercerita tentang Simba, seorang cub singa yang dijodohkan untuk menjadi raja dari Pride Lands.
Tetapi, sesudah wafatnya sang bapak, Mufasa, Simba diperdaya untuk meninggalkan kerajaannya oleh paman berbahaya miliknya, Scar.
Simba lalu memulai petualangannya untuk menyelami identitas sejatinya dan mengambil alih tahta kerajaannya kembali.
Film ini mengaplikasikan teknik animasi berbasis komputer yang sangat maju guna membentuk karakter hewan yang terlihat amat nyata.
Pembuatan film ini berlangsung selama beberapa tahun dan menyerap ribuan tenaga kerja dari para seniman serta teknisi.
Film ini diluncurkan pada tanggal 19 Juli 2019 dan berhasil mencapai kesuksesan besar di bioskop serta menerima tanggapan variatif dari para kritikus.
Banyak penonton yang memuji tampilan visuel dari film tersebut, namun sebagian lain menegaskan kekurangan emosi dalam tokoh-tokohnya.
Film ini menghadirkan lagu-lagu klasik dari versi animasinya, bersama dengan beberapa komposisi terbaru yang diciptakan oleh Beyoncé dan Elton John.
9. Alice in Wonderland

Film bergaya hidup Disney berjudul "Alice in Wonderland" (2010) merupakan versi adaptasi dan penginterpretan ulang dari naskah asli karangan Lewis Carroll yang dipersembahkan oleh sutradara terkenal yaitu Tim Burton.
Film ini mencampuradukkan unsur-unsur dari "Alice's Adventures in Wonderland" dan "Through the Looking-Glass".
Alice Kingsleigh, seorang wanita berumur 19 tahun, tanpa sengaja terjerembap melalui sebuah lubang sikelawar dan kembali menuju Tanah Wonder, suatu tempat yang dulu dikunjunginya di masa kanak-kanaknya.
Dia akhirnya memahami bahwa dia ditakdirkan untuk menumpas rezim teror Ratu Merah dan membawa kembali Ratu Putih ke tahta-nya.
Movie ini terkenal karena gaya visual ala Tim Burton, memiliki desain produksi luar biasa serta tokoh-tokohnya yang menarik.
Efek visual yang rumit membentuk alam semesta Wonderland yang penuh khayalan.
Film tersebut berhasil secara finansial, menghasilkan lebih dari 1 miliar dolar AS di bioskop, serta meraih berbagai penghargaan, seperti Oscar untuk Kostume Terbaik dan TataArtistik Terbaik.
Topik yang dibahas dalam movie tersebut mengenai pencarian jati diri, keberanian, serta pemberontakan terhadap ketidakadilan. (MG Nya Komang Putri Sawitri Ratna Duhita)