Jakarta, IDN Times - Hindia membuat gebrakan dalam mixtape terbarunya, Burung Doves, '25 di Kanvas Kosong. Lelaki yang sebenarnya bernama Daniel Baskara Putra ini menghidupkan satu lebihnya. track unik berjudul "(kamis)" dalam mixtape tersebut.
Bukan lagu biasa, track Yang dimaksud tersebut adalah perekaman suara cerita Sumarsih, sang ibu dari Wawan—yang merupakan salah satu korban dalam Tragedi Semanggi pada tahun 1998. Apa langkah-langkah untuk membuat "(kamis)"?
1. Sebab Hindia menganggap cerita Sumarsih cukup berarti untuk dimasukkan dalam mixtape-nya

Pada awalnya, Hindia mengambil tema kesedihan sebagai benang merah dalam karyanya. mixtape Barunya itu. Dia kemudian membahas masalah hilangnya anak yang dihadapi oleh Sumarsih. Sumarsih adalah seorangaktivis yang berjuang untuk mendapatkan keadilan terkait kematian putranya, Wawan, dalam insiden Semanggi.
"Pertama-tama, gue berusaha memberikan space Bagi Ibu Sumarsih, seorang ibu dulunya seperti itu. Tidak terkait dengan aspek sosial atau politik, lho. Yang dimaksud adalah tentang seorang ibu yang telah kehilangan anaknya," jelas Hindia kepada IDN Times pada Rabu (9/4/2025).
Dia melanjutkan, "Keberuntungan bagi bagaimana Wawan pulang, terjadi dalam cara yang bahkan jauh lebih memalukan dibandingkan dengan orang lain. Secara tidak sengaja," fair . Dengan cara yang bersangkut-paut juga sama negara dan pelanggaran HAM segala macem. Dan buat gue itu cerita yang penting untuk diceritakan dan gue merasa ada space lebih untuk itu di mixtape ini."
2. Hindia datang ke rumah Sumarsih untuk merekam ceritanya

Setelah mendapatkan persetujuan dari Sumarsih, Hindia kemudian menuju ke tempat tinggal sang ibu Wawan. Agar tidak mengganggu alur cerita dengan detail teknis yang terlalu banyak, dia memutuskan untuk membawa dua telepon genggam guna merekam keterangan Sumarsih di ruang tengah.
"Pada akhirnya hanya membawa satu HP dan satu lagi sebagai cadangan. Malahan Bu Sum yang menjadi lebih ribet, dia mengeluarkan kue, teh, dan berbagai hal lainnya, lalu berkata, 'Mari kita makan terlebih dahulu.' Dia adalah orang yang sangat ramah. Namun selama proses pekerjaan itu, kami mencoba semaksimal mungkin untuk memasuki ruangannya Bu Sumarsih, tidak pada diri Bu Sumarsih sendiri yang kami undang keluar," jelas Hindia.
3. Hindia membuka kembali perekaman cerita asli Sumarsih yang berlangsung selama 20 menit

Hanya 4 menit 16 detik yang dirilis di platform streaming Musik dari artis Hindia ini mula-mulanya direkam dengan durasi sekitar 20 menit. Akan tetapi, dia memilih untuk memendekannya lantaran terdapat beberapa potongan yang melibatkan penyebutan nama individu sampai organisasi tertentu.
Hindia menuturkan, "Jadi pada akhirnya kami di tim merasa ini 4 menit cukup kok sebenernya. Karena tujuannya itu buat bikin kaget buat ngegertak, bukan buat menjelaskan sampai selesai dengan 20 menit rekaman aslinya."
Masih menyimpan versi 20 menit, Hindia memiliki banyak pertimbangan untuk merilisnya ke publik. Dari beberapa faktor, ia khawatir dengan dampak hukum yang berisiko tinggi.
"Kayaknya ada legal repercussion , karena ada nama yang disebut, ada institusi yang disebut. Sempet kepikiran, sih sebenernya menarik dan kayaknya banyak cerita yang gak pernah di- publish ke publik. Jadi kalau misal itu terjadi, itu harus dari restu dan kemauan Bu Sumarsih dan kawan-kawan aksi Kamisan,” ungkap Hindia.
4. Reaksi Sumarsih tentang track (kamis)

Begitu track "(kamis)" dirilis, Hindia menuturkan Sumarsih senang dengan hasilnya. Ia menjelaskan, "Dia seneng, sih sama hasilnya. Puji Tuhan. Bu Sumarsih ngabarin, dia seneng dengan hasilnya."
Hindia pun merasa gembira dengan kreasi barunya itu. Terlebih lagi, dia menyebutkan bahwa sebagian besar warganet bahkan berpartisipasi dalam aksi Kamisan setelah mendengar tentang "(kamis)".
Saya pribadi juga suka, sebab mendapat banyak pesan langsung, mereka datang ke Kamisan untuk pertama kalinya setelah mendengar tentangnya. track Itu," kata lelaki yang lahir pada tahun 1994 itu.
5. Hindia menceritakan bagaimana para pendengarnya bereaksi terhadap lagunya yang berjudul (kamis).

Selain reaksi Sumarsih, Hindia menceritakan bagaimana para penggemarnya menanggapi track (kamis). Melalui karyanya ini, Hindia bersyukur bisa menjadi gerbang pembuka akan konsep Kamisan kepada anak muda.
"Kebetulan banyak pendengar Hindia yang masih muda, umurnya belasan taun segala macem, dan mereka kaget ngedengernya. 'Kayak ini cerita nyata, ya? Kenapa judulnya Kamis? Emang kejadiannya hari Kamis?' Mereka itu gak ngerti konsep Kamisan itu gimana," ujar Hindia.
"Cuma poinnya, itu ya ini jadi gateway . Setelah itu mereka jadi tau Ibu Sumarsih itu siapa, Kamisan udah ada dari tahun 2007, dan itu bukan isu gorengan," lanjutnya.
Apakah kamu juga sempat terkejut saat mendengarkan track "(kamis)"?