
- Penyerang tim nasional Indonesia, Ragnar Oratmangoen, menyatakan bahwa dia pernah meragukan keputusan terkait penanggalan penghapusan Shin Tae-yong sebagai pelatih.
Setelah tim nasional Indonesia tidak mampu tampil dengan baik di Piala ASEAN 2024, Shin Tae-yong pun diberhentikan dari posisinya.
Tim Garuda yang terdiri dari para pemain U22 gagal melaju ke babak selanjutnya dan kembali dengan tangan hampa.
Pada Januari 2025 lalu, Shin Tae-yong digulingkan dari posisinya sebagai pelatih tim nasional Indonesia. Dia pergi saat tim tersebut tengah bersaing di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 untuk zona Asia.
Patrick Kluivert, yang telah mengambil alih posisi Shin, kemudian harus menangani kekalahan telak 1-5 melawan Australia pada tanggal 20 Maret lalu.
Ragnar Oratmangoen, anggota tim nasional sepak bola Indonesia, menyatakan bahwa ia sempat terdorong untuk mempertimbangkan situasi penyingkiran STY.
Awalnya ia kelihatan kesulitan memahami putusan PSSI untuk menghentikan kerjasama dengan STY yang notabene masih memiliki kontrak sampai tahun 2027.
Terlebih lagi, Shin Tae-yong meninggalkan tim nasional Indonesia saat mereka sedang berjuang di babak kualifikasi Piala Dunia 2026.
Iya, sepertinya kita semua punya pemikiran serupa tentang alasan ini terjadi.
"Akan tetapi, di sisi lain, memang bisa jadi ini adalah jalannya yang kita lalui atau yang dipilih oleh Presiden PSSI," ujar Ragnar Oratmangoen seperti dikutip dari kanal YouTube tersebut. Ziggo Sport.
Ragnar menggarisbawahi pentingnya untuk memahami dan menerimanya ketika terdapat keputusan tertentu, misalnya bila sang pelatih memberlakukan metode latihan yang baru.
Setelah menempuh perjalanan berat bersama STY, skuad Garuda sekarang perlu memulai babak baru dengan Patrick Kluivert.
Coba katakan: 'Sebenarnya kami lebih suka melakukan hal ini untuk sementara waktu.' Jadi ketika seorang pelatih baru bergabung, apakah ini waktunya yang pas?
"Sebut saja, sebagai gantinya sang pelatih itu?," ujar Ragnar Oratmangoen.
Ragnar melihat bahwa Shin Tae-yong menunjukkan gaya yang berbeda jika dibandingkan dengan Kluivert.
Selain itu, Ragnar menganggap bahwa Shin telah melaksanakan tugas dengan baik dalam memimpin tim nasional Indonesia saat ini, di mana sebagian besar pemainnya lahir di Belanda.
Untuk kita semua ini bisa jadi masalah kebiasaan seorang pemain di liga Eropa.
Walaupun demikian, ia berasal dari Asia sehingga metodenya masih jauh berbeda dengan apa yang umumnya kita lakukan.
"Tapi saya menyadari bahwa dia berperan cukup baik di dalam tim, mungkin begitu," tambah Ragnar.